Cerita ini saya angkat berdasarkan pemahaman saya terhadap situasi masyarakat yang ada di Kab.Sinjai dan berdasarkan kisah nyata dan unsur yang ada dalam masyarakat sekitar. Yang terinspirasi dari tingkah laku Orang Tertinggi di kota ini dalam hal Pendidikan...
Berikut skenarionya :
KEPENGUASAAN SANG PENGUASA
(sepulang sekolah la upe bertemu dengan la uddink di tempat mereka biasa
bertemu)
La uddin : la upe o la upe
La upe : la uddin, dari mana kow
La uddin : darika pulang dari sekolah, kau iya
dari mana kow
La upe : darika makan bakso
La uddin : kau itu makan mu saja
La upe : apa pale
La uddin :
ahh jangan mi itu soal makan la upe. Tadi sewaktu di sekolah di suruhka untuk
bayar SPP supaya bisaka masuk
ujian.
La upe : Apa itu SPP la’ upe?
La uddin :
nda terlalu ku tauki juga la upe tapi, yang
jelas supaya bisa orang ma’ bundar-bundar.
La upe : dari pada pusingki. Mending kita
pulang tanyami etta dulu
La uddin : cocok tonk itu la uppe. Ayomi penk.
(di lain tempat sepulang dari pasar)
Aswar : eh tija dari mnana kow
Tija : darika pasar,
Aswar : apa itu mu bawa semen to’nasa
La upe : apa itu
Tija : semen tonasa
La uddink :
begini bu’. Sekarang ada lagi yang namanya pembayaran SPP. Padahal dulu
semenjak pemerintahan yang baru katanya sudah pendidikan gratis.
Tija :
saya juga heran nak soal itu. Mungkin sekarang pemerintah hanya mementingkan
dirinya sendiri.
La upe :
jadi, apa ibu dan bapak punya solusi?
Tija : bagamana kalau kita merampok
saja nak?
La uddink :
kalau soal itu gampang sih bu’ soalnya om saya yang kerja di BRI menjadi satpam dan sepupu dari ettaku yang kerja di
BNI menjadi security. Tapi, kalau kita merampok pasti larinya ke kita semuaji
bu’.
La upe : bagaimana kalau kita pergi lempar
batu saja?
La uddink : lempar batu kena pohon mangga jatuh
mangga lalu kita makan. Begitu?
La upe : bukan. Maksud saya itu kita pergi
demo. Bagaimana?
La uddink : cocok juga itu tapi kalau kita pergi
demo tanpa alasan yang tidak jelas sama halnya dengan menyerahkan diri donk.
Bagaimana kalau kita pulang saja dan kumpulkan semua rakyat serta alasan yang
jelas lalu kita pergi demo.
(semua) : setuju...
La upe : ta pulangma pale la
uddink ka nacari meki itu etta di rumah
La uddink : ayomi pale la upe
(secara tidak sengaja dalam perjalanan menuju rumah la upe dan la uddink
bertemu dengan gurunya)
La upe :
uddin 2
La uddin : guru mu la uppe tanya mi la upe
La upe : iya-iya
La : saya pa apale tanya kie
nla upe
Guru :
apa-apa?
La upe : begini bu’. Saya heran dengan SPP
sekarang. Katanya dulu itu sudah pendidikan gratis tapi kok harus bayar lagi
untuk mengikuti ujian.
Guru : kalau soal itu, kami juga dari
pihak sekolah heran dengan kebijakan pemerintah sekarang. Lebih baik kalau
kalian pulang saja dari pada kalian keluyuran dan soal ini biar ibu yang
diskusikan besok dengan bapak kepala sekolah.
La uddink : baiklah bu. Terima kasih atas bantuan
ibu. Kami pamit dlu yah bu’
(di rumah la uddink dan la uppe)
Etta : penonton, o penonton ma fella
kale ulengge kasina iga mulle peddei kie kaqsina. ku tega manengi anak ku
kasihna denapa na lisu... la upe-la uddin di mana kow ?
La upe : ass. alaikum
Etta : walaikum salam
La uddin : ass. alaikum
Etta : walaikum salam
La uddin : ambilkan kie kursi la upe
La upe : ada mau ku tanykan kie tta ?
Etta : apa ?
La uddin : ada mau ku bayar etta supaya bisaka
ma bundar2 ?
La upe : iya etta ?
Etta : apa itu nak?
La uddink : begini etta. Sekarang ada lagi yang
namanya SPP. Kalau tidak kita bayar orang SPP tidak bisa orang ikut ujian etta.
Etta : jadi, solusinya bagaimana
nak? Sedangkan sekarang perekonomian kita tinngal sedikit. Yang tersisa
hanayalah pembeli makan saja.
La’ uddink : itumi juga ku bilang etta....
Etta : dari pada kamu-kamu dan saya
pusing bagaimana kalo pergiki makan bakso
La upe-uddin : bakso 2.. ayomi pale etta
(esoknya terlihat kesibukan dalam kantor)
Kepala : ass.alaikum.. oe penonton
perkenalkan saya ini pemerintah yang pengangki semua di kota ini ? dewan yang
paling keren
Asisten : yang keren apanya?
Kepala :
jangan mako banyak bicaramu di situ ku pecat kow itu
Asisten : jangan kie pak saya ini asisten
paling cantik
Kepala : iga pujio, ada mie saya lakkaikku
Aisten : aaaaa, jadi bapak homo
Kepala : istri maksudku.. sekarang kamu
buat proposal untuk pembangunan MOL di semua lahan persawahan di kota ini.
Asisten : baik pak. Besok pekerjaannya akan
di mulai.
(di depan kantor, pada jam istrahat)
Bakso : bakso penonton obakso penonton, awwa belagh madodong dega manengngi
lao langanakku
Asisten : mas anto2, ada kita jual bedda rica
Bakso : ahh bedda rica, bakso ini2
Aisten : o bakso, kalo begitu saya pesan
tidak pake daging tidak pake mie tdidak pake kanji
Bakso : ahh, kalo begitu ndi ta tihini
garobaku lisu
Asisten : cepat maki mas sudah 3 bulan ma
tidak makan ini
Bakso :iye
As9isten : bagaimana ini saya di suruh bikin
proposal na saya tidak tau menulis dan membaca
Bakso : ahh, keddiki ndi. Kita kantoran
baru kita juga nda tau menulis.. awehh..
Aisten : cepat maki mas anto
(asisten pun menelpon kepala kontraktor untuk memulai sok hari rencana
perataan lahan untuk pembangunan MOL)
Bakso : (sambil maccalinge), saya dengar
apa yang ingin di gusur ?
Asisten : begini mas anto di sini syaa mau
bgun moll
Bakso : di mana ?
Asisten : disini iya
Bakso : saya tidak setuju dengan
pembangunan itu. Pokoknya saya tidak setujuh. Titik.
(setelah sekretaris selesai makan dan pergi kembali ke kantornya.
Tiba-tiba rakyat menghampiri warungnya)
Ortu : mas anto2 mauka belli
baksota2
Bakso : bakso apa
Bakso
apa mau ta belli
Bakso :katanya di kota ini mau dibagun
moll
Ortu : siapa tanya kow
Bakso : tadi ada sekretaris kantor di depan yang secara tidak sengaja
menceritakannya kepada saya. Dan akan meratakan semua lahan persawahan yang ada
di kota ini termasuk punya bapak.
(semua serentak tidak setuju)
La uddin : kalo begitu bsok kita pergi demo,etta
besok bawa bangkung, tija bawa semen tonasanya, aswar bawa batu dan la upe bawa
bambu sedangkan mas anto tetap pada pendiriannya yaitu membawa baksonya .
bagaimna?
(semua serentak setuju)
(ke esokan harinya
terjadi kerusuhan depan kantor. Tiba-tiba...)
Guru :
ada apa ini ?
La uddin : begini bu kata mas anto ada proyek
pembangunan MOL
Guru :
siapa tanya kie mas anto
Bakso : kemarin sekretaris kantor
menceritakannya kepada saya. Jadi saya memberitahu para rakyat dan para
rakyatpun tidak setuju.
Guru : memangya apa yang akan di
gusur?
La uddink :pokoknya kami tidak setuju(sambil mendorong guru itu). Sekarang
waktu kita untuk bertindak. MAJU SEMUA!!!!!
Asisten : stop2 ada apa ini teriak2 di depan
kantor ku
La uddin : alla, banyak omong. Gara-gara kalian
semua, nasib kami semakin tertindas di bawah kalian. Lebih baik kita serang
saja kantornya... MAJU!!!!
Kepala : eh.eh.eh...ada apa ini ribut-ribut
di depan kantor
La uddin : rupanya kau penguasa di kota ini yang
telah menginjak kami harga diri kami.(puisi
teateriakan tentang sang penguasa).
(guru meredamkan semua amarah rakyat yang membara.. dan meluruskan apa
sebenarnya yang terjadi)
Kepala : oke kalo begitu pembagunan mall
ini saya batalkan
(secara serentak.. HORE!!!!)
La upe : masih ada satu pembayaran spp
Kepala : spp juga saya gratiskan
(secara serentak.. HORE!!!!)
Akhirnya semua kembali
seperti dulu lagi. Dan perbuatan kepala kantor dan sekretarisnya telah mendapat
balasannya. La upe dan la uddink pun tetap melanjutkan sekolahnya hingga
mencapai pendidikan tertinggi. Dan ekonomi kerakyatan pun masih tetap di
junjung tinggi.
>maaf yang kurang paham dengan bahasa yang di gunakan silahkan koment aja, nanti saya beri pemahaman buat teman-teman yang sudah baca...
0 komentar:
Posting Komentar